Posts

Showing posts from June, 2020

Kepingan hati yang terlanjur patah

Seketika kekuatan ku seolah runtuh Kemarin, saat kau kembali muncul tak ada yg ku permasalah kan Lalu tiba-tiba, pada malam itu Saat perasaan sudah ku atur dengan baik Saat hati sudah bertemu dengan logika Dan saat hidup sudah ku rasa baik-baik saja Kau muncul dengan ajakan sederhana,  Kembali mengajakku kembali pada hal yg pernah kita lakukan bersama Seenak itu kau ucap kalimat sederhana yang membuat ku kembali goyah Bukan goyah lalu menerima, tapi yang tadinya tak merasakan apa-apa hati seolah disentil untuk kembali merasakan lagi Kali ini tak akan semudah itu kau dapatkan kata 'ya' dariku Hatiku sudah terlanjur hancur, Dan kau tau kan Kaca yang telah jatuh akan hancur berkeping-keping Dan tak akan pernah bisa lagi kembali utuh Seandainya pun di bakar dan dibuat kembali Kaca itu tak akan pernah sama bentuknya Tak akan pernah kembali sama seperti awalnya Aku memutuskan untuk tetap bersikap baik padamu Menganggap kau sebagai seseorang yg sudah ku kenal lama

Bahagia Yang Terpisah

Pernah nggak ngerasa ikut sedih ketika ada dua pasang manusia yang saling sayang tapi gak bisa sama-sama? Mereka bisa jadi diri sendiri saat sama-sama Bisa terima kekurangan satu sama lain juga Tapi, kenyataan malah berbalik Saat yang saling tulus berusaha mempersatukan hati Keadaan justru berkata lain Entah mereka yang belum dipersatukan semesta Atau memang semesta sengaja mempertemukan mereka untuk saling melepaskan satu sama lain? Kadang kisah cinta seaneh itu Gak bisa dengan mudah ditebak Gak bisa juga serta merta kita atur semaunya Semua berjalan sesuai takdir yang udah ditulis Kadang emang bener, akan selalu ada cahaya kecil di gelapnya malam Entah itu bintang atau bahkan lampu Akan selalu ada pesan dibalik suatu peristiwa Akan selalu ada petunjuk terbaik di antara tumpukan misteri Berbahagialah Untuk kita yang masih bisa dipertemukan, sebelum akhirnya semesta memberi tahu bahwa kita harus berpisah.  Goodnight. 10.06.2020||01.41  -zlf.an

Kisah yang Didambakan

Hai semesta, Malam ini aku tersenyum mendengar sebuah percakapan tentang hobby dan cinta. Adinda Thomas, bercerita tentang kisahnya yang mencintai gunung. Katanya menurut perumpamaan yang ia baca "kalau di pantai saat kita mau manggil orang pasti suara kita agak meninggi karena ada deburan ombak. Tapi kalau digunung, semakin tinggi justru kita harus semakin merendahkan semuanya, gak cuma suara tapi juga ego. Bahkan sebesar dan sepower apapun kita, saat digunung gak akan bisa ngapa-ngapain." Pengalaman dalam setiap perjalanan itu selalu berbeda, sama kayak cinta. Kita selalu punya kisah yang beda disetiap orangnya. Malam ini yang membuatku tersenyum bukan karena ceritanya, tapi karena hal yang dibagikan oleh dinda dalam podcast yg di pandu oleh enzy itu. Katanya, mendapatkan pasangan yang bisa punya visi sejalan itu sungguh sangat beruntung. Apalagi suka jalan-jalan dan aku sama seperti dinda. Senang jalan-jalan kemana aja. Pantai, gunung, atau bahkan hanya sekedar berkeliling

T_T

Entah perasaan ini yang terlalu sensitif, atau otak yang tak berhenti berfikir tenang. rasa sakit yang menumpuk terlalu lama kadang suka pecah dengan tangis yang datang tiba-tiba. Entahlah, setiap kalimat yang terlontar mungkin pikir mereka sederhana. hanya sja itu menjadi pukulan paling membekasa sepanjang masa. Hal yang tak pernah ku lupa. Nada-nada penghinaan yang tak pernah hilang. Melekat dalam ingatan, dan rasa yang tak pernah terlupakan. aku terduduk diam di pojok kamar. merenung tentang keadaan, berfikir sejenak agar tenang. dalam hati penuh sekali dengan pertanyaan. sampai kapan aku mampu bertahan? ku kira seiring berjalannya waktu semua akan membaik. intensitas perkataan yang menyakitkan berkurang, namun nada meledek tak pernah lepas dari ucapan. entah disengaja atau tidak, tapi hal itu berlaku setiap saat mereka melontarkan kata. aku sakit, tanpa mereka mengerti rasanya. aku seperti hilang arah, tanpa mereka tau bahwa merekalah penyebabnya. hari demi hari, manusia semakin ku

Wujudkan Bersama

Hari ini, pembahasan kita tentang keinginan travelling yang mungkin akan tertunda. Pandemi membuat rencana harus diatur ulang. Hikmahnya, kita jadi bisa menambah pundi-pundi tabungan, agar kelak saat ingin berjalan kita sudah punya bekal yang cukup. Bucket list dan mimpi-mimpi mulai tertulis satu per satu, semakin menumpuk akibat pandemi yang tak juga berlalu. Bingungnya, bagaimana semua itu bisa kita wujudkan? Lalu kau dengan tenang menjawab, "kita wujud-in sama sama ya" Kalimat sederhana yang mampu membuatku optimis. Tak hanya mempersiapkan diri, tapi juga bekal dan persiapan lainnya. Kataku, semoga itu bukan hanya ucapan semata. Lalu katamu, ada satu tempat yang pernah kau sambangi. Niatnya, kali ini kau akan mengajakku mendaki.  Senangnya, bukan hanya bersamamu. Tapi juga karena impianku mendaki akan segera terwujud. Semoga rencana perjalanan kita ini menjadi yang pertama dan berkesan. Aku ingin terus kembali ke alam. Tak hanya ke hutan, gunung, ataupun lautan. Tapi juga