Posts

Showing posts from 2020

Waktu Berjalan Tahun Berganti

Hallo, detik-detik menuju pergantian tahun.  Tak terasa, ternyata tahun sudah mau berganti.  4 bulan lebih dari cerita terakhir di tempat ini.  Cerita terakhir tentang gundah, sedih dan kecewa.  Nyatanya terselip kekuatan yang tak pernah ku duga ada pada diri.  Kini semua telah berhasil terlewati.  Walau dengan langkah perlahan.  Setidaknya diri ini tak berdiam diri.  Setelah drama yang tak pernah diprediksi akan ada. Bangkit adalah satu-satunya jalan untuk mempertahankan kewarasan diri.  Kini, berbulan sudah kekecewaan itu terlewat.  Diganti dengan perjuangan yang sedang diusahakan.  Hanya hitungan hari dari tanggal terakhir postingan sebelum ini.  Aku mampu mengambil keputusan sulit yang mungkin sebuah jawaban.  Walau belum menemukan titik ujung, setidaknya aku berani memulai kalimat baru. Karena hakikatnya, titik tidak akan pernah jadi ujung.  Kalau awalnya saja tak ada.  Untukmu, untukku dan untuk kita semua yang sedang memperjuangkan mimpi.  Jangan menyerah Jangan pernah berlarut

Lewati Hujan

Membuka mata diawal hari.  Yang ku ingat lagi-lagi tentang diri Tentang kita yg sekarang tak jelas mau apa kini Aku termenung  Berfikir sendirian Apa yg salah?  Kemarin saat kau pergi, aku mengharap suatu hari kau akan kembali Kini, saat kau sudah disisi Aku merasa ada yg kosong Entah apa dan kenapa Ada banyak hal tentang kita yang tidak bisa dijelaskan Ada banyak hal juga tentang kita yang sulit ditafsirkan Dan ada banyak tentang kita yang terlalu sulit untuk disatukan Apa kamu yakin kita bisa? Apa kamu yakin kita akan sama?  Dan apa kamu yakin kita mampu saling menjaga?  Dan ternyata, masih ada yang tertunda Perasaan yg masih tertinggal Dan urusan yang belum juga kelar Itu semua membuat kita seolah berat melangkah Melanjutkan bahagia yg kita harapkan Namun tenang, walau air mata sedikit berlinang aku harus tetap berjuang  Bertahan ditengah kegundahan Tapi ternyata, kenyataan tak sesuai dengan perhitungan Kau memang tak pernah menyelesaikan urusan dengan dia Dan  ternyata aku harus ke

Kepingan hati yang terlanjur patah

Seketika kekuatan ku seolah runtuh Kemarin, saat kau kembali muncul tak ada yg ku permasalah kan Lalu tiba-tiba, pada malam itu Saat perasaan sudah ku atur dengan baik Saat hati sudah bertemu dengan logika Dan saat hidup sudah ku rasa baik-baik saja Kau muncul dengan ajakan sederhana,  Kembali mengajakku kembali pada hal yg pernah kita lakukan bersama Seenak itu kau ucap kalimat sederhana yang membuat ku kembali goyah Bukan goyah lalu menerima, tapi yang tadinya tak merasakan apa-apa hati seolah disentil untuk kembali merasakan lagi Kali ini tak akan semudah itu kau dapatkan kata 'ya' dariku Hatiku sudah terlanjur hancur, Dan kau tau kan Kaca yang telah jatuh akan hancur berkeping-keping Dan tak akan pernah bisa lagi kembali utuh Seandainya pun di bakar dan dibuat kembali Kaca itu tak akan pernah sama bentuknya Tak akan pernah kembali sama seperti awalnya Aku memutuskan untuk tetap bersikap baik padamu Menganggap kau sebagai seseorang yg sudah ku kenal lama

Bahagia Yang Terpisah

Pernah nggak ngerasa ikut sedih ketika ada dua pasang manusia yang saling sayang tapi gak bisa sama-sama? Mereka bisa jadi diri sendiri saat sama-sama Bisa terima kekurangan satu sama lain juga Tapi, kenyataan malah berbalik Saat yang saling tulus berusaha mempersatukan hati Keadaan justru berkata lain Entah mereka yang belum dipersatukan semesta Atau memang semesta sengaja mempertemukan mereka untuk saling melepaskan satu sama lain? Kadang kisah cinta seaneh itu Gak bisa dengan mudah ditebak Gak bisa juga serta merta kita atur semaunya Semua berjalan sesuai takdir yang udah ditulis Kadang emang bener, akan selalu ada cahaya kecil di gelapnya malam Entah itu bintang atau bahkan lampu Akan selalu ada pesan dibalik suatu peristiwa Akan selalu ada petunjuk terbaik di antara tumpukan misteri Berbahagialah Untuk kita yang masih bisa dipertemukan, sebelum akhirnya semesta memberi tahu bahwa kita harus berpisah.  Goodnight. 10.06.2020||01.41  -zlf.an

Kisah yang Didambakan

Hai semesta, Malam ini aku tersenyum mendengar sebuah percakapan tentang hobby dan cinta. Adinda Thomas, bercerita tentang kisahnya yang mencintai gunung. Katanya menurut perumpamaan yang ia baca "kalau di pantai saat kita mau manggil orang pasti suara kita agak meninggi karena ada deburan ombak. Tapi kalau digunung, semakin tinggi justru kita harus semakin merendahkan semuanya, gak cuma suara tapi juga ego. Bahkan sebesar dan sepower apapun kita, saat digunung gak akan bisa ngapa-ngapain." Pengalaman dalam setiap perjalanan itu selalu berbeda, sama kayak cinta. Kita selalu punya kisah yang beda disetiap orangnya. Malam ini yang membuatku tersenyum bukan karena ceritanya, tapi karena hal yang dibagikan oleh dinda dalam podcast yg di pandu oleh enzy itu. Katanya, mendapatkan pasangan yang bisa punya visi sejalan itu sungguh sangat beruntung. Apalagi suka jalan-jalan dan aku sama seperti dinda. Senang jalan-jalan kemana aja. Pantai, gunung, atau bahkan hanya sekedar berkeliling

T_T

Entah perasaan ini yang terlalu sensitif, atau otak yang tak berhenti berfikir tenang. rasa sakit yang menumpuk terlalu lama kadang suka pecah dengan tangis yang datang tiba-tiba. Entahlah, setiap kalimat yang terlontar mungkin pikir mereka sederhana. hanya sja itu menjadi pukulan paling membekasa sepanjang masa. Hal yang tak pernah ku lupa. Nada-nada penghinaan yang tak pernah hilang. Melekat dalam ingatan, dan rasa yang tak pernah terlupakan. aku terduduk diam di pojok kamar. merenung tentang keadaan, berfikir sejenak agar tenang. dalam hati penuh sekali dengan pertanyaan. sampai kapan aku mampu bertahan? ku kira seiring berjalannya waktu semua akan membaik. intensitas perkataan yang menyakitkan berkurang, namun nada meledek tak pernah lepas dari ucapan. entah disengaja atau tidak, tapi hal itu berlaku setiap saat mereka melontarkan kata. aku sakit, tanpa mereka mengerti rasanya. aku seperti hilang arah, tanpa mereka tau bahwa merekalah penyebabnya. hari demi hari, manusia semakin ku

Wujudkan Bersama

Hari ini, pembahasan kita tentang keinginan travelling yang mungkin akan tertunda. Pandemi membuat rencana harus diatur ulang. Hikmahnya, kita jadi bisa menambah pundi-pundi tabungan, agar kelak saat ingin berjalan kita sudah punya bekal yang cukup. Bucket list dan mimpi-mimpi mulai tertulis satu per satu, semakin menumpuk akibat pandemi yang tak juga berlalu. Bingungnya, bagaimana semua itu bisa kita wujudkan? Lalu kau dengan tenang menjawab, "kita wujud-in sama sama ya" Kalimat sederhana yang mampu membuatku optimis. Tak hanya mempersiapkan diri, tapi juga bekal dan persiapan lainnya. Kataku, semoga itu bukan hanya ucapan semata. Lalu katamu, ada satu tempat yang pernah kau sambangi. Niatnya, kali ini kau akan mengajakku mendaki.  Senangnya, bukan hanya bersamamu. Tapi juga karena impianku mendaki akan segera terwujud. Semoga rencana perjalanan kita ini menjadi yang pertama dan berkesan. Aku ingin terus kembali ke alam. Tak hanya ke hutan, gunung, ataupun lautan. Tapi juga

Selesai Sebelum Persimpangan

Ku kira, kita akan bertemu dipersimpangan lalu melanjutkan perjalanan di satu jalan. Nyatanya, sebelum persimpangan kesempatan untuk mempersatukan tujuan.  Kau memilih untuk mengambil jalan yang berbeda.  Kau memilih untuk tak berbelok kearahku. Padahal persimpangan sudah ada didepan mata. Kau malah memilih untuk tidak lagi berjalan ke arah yang sama. Kau menghilang ditengah jalan yang masih kau tempuh. Walau kita berjalan beriringan, dan sesekali bergandengan.  Kita memilih untuk mengendorkan genggaman.  Dan masih tetap berjalan sambil berdoa akan ada ikatan di persimpangan depan. Lalu kita berada di jalan yg berbeda. Dipisahkan pembatas jalanan. Kau di kiri aku di kanan. Tapi walau begitu, kita masih menuju arah yg sama. Namun kenyataan lain membuatku tak pernah memperhitungkannya. Persimpangan selalu ada, tapi selalu berhasil dilewati. Ku pikir tak akan ada persimpangan yg menarik hati. Nyatanya, kau memilih mencari jalan lain untuk cepat sampai dirumah. Bukan rumah yang pernah kita

Sapaan Pagi

Beberapa bulan belakangan ini ada sesosok manusia yang menjadi rajin menyapa diri. 'selamat pagi' katanya diiringi kata sayang dan emoji memeluk. Tapi entah kenapa, akhir2 ini aku merasa semuanya monoton. Aku merasa sedikit bosan dengan tingkah dan sikapnya. Obrolan tak lagi sepanjang perjalanan. Text yg terkirim juga tak lagi memunculkan pertanyaan.  Mulai terasa hambar. Aku tak tau apa rasanya ini, tapi pagi ini. Setiap kali aku berusaha tak memperdulikannya.  Ia hadir, lalu dengan tersenyum menyapa.  'selamat pagi sayang' begitu katanya. Ku balas dengan kalimat seharusnya, ku ucap selamat pagi kembali padanya.  Lalu dengan tiba-tiba, ia bilang kata cinta. Aku tersenyum, tak menyangka sepagi ini ia akan berkata begitu. Ia mulai menjadi manusia yg mencitaiku, walau sebelumnya selalu gengsi untuk bilang begitu. Kembali pada sapaan tadi, ia berhasil membuatku bergetar. Ia berhasil membuatku tersenyum malu, Terimakasih ucapku, aku bersyukur Ternyata, dibalik perasaan yg k

Merindu Dia #lagi

Menjelang fajar kali ini, di ramadhan hari ke2 dan sahur pertama untukku. Seperti pada umumnya, terbangun untuk kemudian makan sebelum imsak.  Menunggu subuh, ku pejamkan sedikit mata ini. Berharap tak tertidur lelap, karena pasti akan susah untuk kembali bangun. Saat-saat singkat yang indah. Mungkin bisa dibilang begitu. Kala itu, aku berada disebuah keramaian. Baru saja menyelesaikan santapan. Bersama dia dan seorang temannya yang juga aku tau, seorang penyanyi yg biasa tampil di salah satu cafe di tempat tersimpan sebuah kenangan. Kami bertiga baru saja selesai makan, entah apa yg kami santap, tapi kali itu kami berada di tempat makan. Jelas sekali, tiba-tiba ia beranjak dari kursi entah ingin kemana, aku lupa. Tak lama ia kembali, lalu temannya berkata 'itu enak kayaknya,...' basa-basi menunjuk makanan lain. Dan kami pun berbincang mengenai beragam makanan yg ada disitu. Tanpa disangka, tangannya tiba-tiba menggenggam tanganku, sambil berbincang sesekali aku menyentuh wajah

Merindu Dia (yang tak ku tau siapa)

Aku duduk disebuah tempat dengan arisitektur yang indah. Banyak buku sebgai salah satu hiasannya. Salah seorang pengurus tempat itu sedang membereskan bukunya.  Ditengah obrolan, seseorang datang lalu duduk disamping seorang teman. Aku melihatnya, betapa senang dan girangnya aku kala itu. Manusia diujung pulau dari seberang sana.  Aku berteriak heboh menyapanya, dia balas dengan tersenyum simpul. Dia mendekat, dan aku bilang ingin sekali memeluknya. Aku tetap duduk, dia berdiri dihadapanku Aku melingkarkan lengan di perutnya, memeluknya erat tak mau lepas. Aku merindukannya sangat dan sangat.  Banyak manusia manusia berlalu lalang, satu persatu meledek seolah dunia milik kami. Tak peduli, aku tetap memeluknya. Kemudian dia bertemu salah seorang muridnya, berbicara ke sebuah ruangan bersama beberapa orang yg lain.  Aku masuk dan mencoba duduk disebelah muridnya. Tapi sang murid malah memberi ku tempat di antara dia dan si murid. Aku duduk tepat disebelahnya.  Saat yg lain asik bicara, t

Sadar

Entah sudah berapa purnama Mata mengantuk, namun selalu saja tak mau terpejam  Ia menolak mimpi yang membahagiakan Katanya, ia lelah jika hanya dibuatkan kenangan semu Karena esoknya ia harus terbangun  Dan menatap langit diluar sana Sampai akhirnya ia ingin terjaga saja sepanjang malam Karena malam selalu memaksanya menyadari, bahwa hidup sedang tak baik-baik saja Zlf.an 17.04.2020||00.33

Tentang Rindu yang Tak Menuai Temu

Ini cerita tentang kekasih yang merindu Rindu akan lebih terasa bahagia jika dirasakan oleh keduanya Tapi bagaimana jika rindu hanya bisa diungkapkan oleh salah satunya saja? Kini, hari tak lagi sama Kisah yang sedang ditulis tiba-tiba terputus ditengah jalan Bukan pengkhianatan bukan juga karena keinginan Tapi karena pasangannya harus meninggalkan semesta Tak ada lagi kalimat mesra, yang terdengar tentang betapa mereka saling mencinta di dunia Tak ada lagi sentuhan lembut sebagai tanda saling menjaga Semuanya kini hanya sebatas kenangan Tertulis rapi di lembar yang tak sanggup diselesaikan Karena terlalu sakit untuk dikenang sebagai kesedihan  Semua berputar saat hari pertambahan usia kekasihnya Sang perindu pun bersedih teringat kenangan mereka Kesedihannya terpancar dari kata yang ia ungkapkan Tentang betapa terpuruknya ia harus merelakan Lagi-lagi gelap menjadi menjadi teman terbaik untuk tenggelam Berenang diantara gugusan bintang Dan bersembunyi diangkasa yang hitam Di sela kesun

Aku dan Pikiran Kali Ini

Karena ini hanya ada dalam pikiranku. ketakutan, kebahagian, rasa kecewa, rasa cemas dan sebagainya. kamu? mana pernah tau apa yang ada di benakku. Lantas, kamu bukan manusia yang suka menerka maka jadilah aku yang hanya sibuk dengan berjuta pikiranku dan kamu akan tetap merasa semuanya baik-baik saja. Aku sudah sering bilang, bahwa apa yang aku mau akan aku katakan tanpa perlu kau tanya. Dan aku akan terus berpegang teguh pada prinsip itu. Nyatanya, jika banyak sedih, kecewa, cemas, dan pikiran yang menerka-nerka, artinya semua itu hanyalah ketakutanku belaka.  Tanpa perlu kau tau. Karena aku percaya aku bisa kuat dengan semua rasa ini. Walau nyatanya aku pun tak pernah tau apa yang ada di benakmu. Tak apa, mungkin kita memang belum pantas berbagi hidup seutuhnya. Tetaplah begitu, karena memang harusnya masih begitu. |02.01.2020|