Posts

Showing posts from December, 2018

Kisah pada Senja Kali Ini

Lagi-lagi ini soal senja. Iya, kisah pada senja kali ini bukan sepenuhnya bercerita tentang cinta. Kisah pada senja kali ini, bercerita tentang kesyukuran nikmat yang harus selalu di syukuri. Apapun   bentuknya.             I really don’t like weekend. Bukan gak suka harinya, tapi keadaan jalanan yang entah kenapa selalu lebih macet dibanding hari kerja. Katanya mau bahas bersyukur? Kenapa diawali dengan kalimat mengeluhkan weekend?   Hahaha … Ya, setelah akhirnya berhasil melewati berbagai macam kemacetan dijalan aku baru tau nikmatnya berkendara sendirian. Mensyukuri saja mungkin banyak orang justru melakukan hal-hal baik pada akhir pekan. Aku bersyukur, ketika pada saat itulah kita bisa keluar dari rutinitas yang biasanya kita kerjaan dengan sama saja setiap harinya. Akhir pekan bukan saatnya untuk bermalas-malasan. Namun saatnya untuk melakukan sesuatu yang bisa membuat diri berkembang. Karena pada dasarnya, hari-hari biasa kita sudah cukup lelah melakukan rut

PERJALANAN

  #1  perjalanan? iya perjalanan. ini bukan soal perjalanan hati. Tapi ini adalah soal perjalanan diri. Aku hanyalah seorang anak yang terlahir dari sebuah keluarga sederhana.  Belajar mensyukuri dan tidak memaksakan diri. sedari dulu, ayah selalu mengajarkan anak-anaknya untuk memiliki jiwa berani.  bukan berani dalam hal negatif. Tapi berani untuk mengambil keputusan dan menanggung resiko yang harus dihadapi. Ayah mendidik anak-anaknya dengan sangat keras. bahkan tak jarang aku menganggapnya itu adalah hal yang sungguh mengecewakan. Tak pernah mendapat pembelaan ketika dulu, saat diri ini berkelahi dengan teman sekelas semasa SD. Dulu, aku pikirnya itu adalah hal yang tidak adil. karena seharusnya orang tua mendukung anaknya untuk mendapat pembelaan. namun lambat laun, aku jadi mengerti mengapa semua itu dilakukan. semata-mata, ibu dan ayah hanya ingin anaknya mandiri. Tidak manja dan tidak menjadi manusia cengeng yang suka mengadu ketika menerima resiko dari

Sendiri

Jangan bertanya, dengan siapa aku menepi kala hujan turun membasahi bumi. Jangan bertanya, mengapa aku sendiri saat hujan ramai ramai menyapa bumi. Jangan bertanya, mengapa aku suka sekali menulis walau kadang tak berarti. Aku, sang manusia yang hanya memiliki hati. Tanpa sanggup meminta hati yang lain untuk menemani. Bukan tak mau membuka hati, hanya saja aku belum siap memberi ruang dihati. Karena sebelumnya ada luka, yang akhirnya membuat ku hati-hati dalam urusan hati. Bukan tak mau mencoba. Namun sesekali aku melihat dan mendengar banyak cerita tentang hati, yang nyatanya tak selalu baik walau kadang telah kita sambut dengan sepenuh hati. Banyak cerita tentang patah hati. Banyak juga cerita tentang kebahagiaan hati. Semuanya memiliki kisah dan pandangan yang berbeda. Hanya saja, aku masih tak sanggup untuk sepenuhnya memberikan hati. Aku masih ingin menyimpan hatiku untuk diriku sendiri. Karena hati adalah hal berharga yang aku miliki. Aku, lebih menyukai sepi. Dar