Kenangan Kala Itu
Kenangan, adalah hal yang kuyakin setiap manusia memilikinya.
Sedih, bahagia, atau bahkan yang biasa saja.
Dan dari setiap kenangan yang ada, pasti selalu memiliki tempatnya
masing-masing.
Dan mungkin jika cerita dari kenangan itu berlangsung panjang
maka akan semakin banyak tempat yang menjadi kenangan.
Menulusuri setiap jalan yang pernah
dilewati bersama, melihat tempat yang selalu menjadi favorit atau bahkan hanya
sekedar mendengar nama-nama tempat itu disebut. Kau pasti seolah-olah akan
terbang ke masa dimana kau dan dia sedang bersama dan bercengkrama. Miris kadang,
kita hanya bisa mengenang, tanpa mampu memandang. Kita hanya bisa merindu tanpa
bisa bertemu.
Obat terbaik
dari hati yang terlalu banyak mengenang adalah, percaya pada kenyataan yang
ada. Saat ini, detik ini, lihat sekelilingmu. Ada siapa dan kau sedang apa? Bukan
dengannya tentu, dan tak ada dia tentu. Namun memikirkannya pasti.
Sebesar apapun hasratmu ingin bertemu untuk memandang dan
mengobati rindu, yang tetap harus kau lakukan adalah menyimpan itu semua
rapat-rapat. Tanpa seorang pun perlu tau. Sakit memang, kadang malah mengundang
gundah hati dan tak tenang. Ingin berkata langsung saja rasanya. Namun apalah
kita, belum tentu menjadi manusia yang diinginkannya.
Jangankan menyapa, untuk sekedar melempar
senyum kehadapannya saja aku tak mampu. Aku hanya tak ingin nantinya ia
membalas tersenyum atau bahkan lebih, lalu aku berharap lebih dan jatuh pada
hal yang sama, yaitu cinta. Dan itulah hal yang paling kutakutkan kali ini. Jangankan
untuk menetapkan hati, untuk memulai mebuka hati saja aku takut. Lebih takut
dari rasa takut itu sendiri, aku akan begitu sakit ketika ada yang mencoba
mencari kunci untuk membuka gembok hati. Aku senang, jika bisa membuat orang
menyukaiku artinya aku bisa menjadi manusia baik yang tak menyakiti orang lain.
Namun jika akhirnya rasa itu berujung pada jatuhnya hati, aku takut tak mampu
menjaganya dengan baik.
Maka, kali
ini. Izinkan aku untuk sekedar memandangmu dari jauh. Izinkan aku untuk merindu
tanpa temu. Izinkan aku untuk membacamu walau nyatanya kau tak menulis apa-apa.
Biarkan saja diri ini melayang lalu akhirnya mencurahkan segalanya melalui
tulisan. Karena hanya dengan ini aku mampu bercerita, tanpa perlu kau tau siapa
yang aku bicarakan.
Untukku darimu,
sepenggal kisah yang tak berlangsung lama itu membekas terlalu dalam dihatiku. Bukan
karna kau memberi harapan, namun karena pertanyaanku yang tak kunjung terjawab.
Aku hanya wanita yang mampu menulis kisah kita, bukan wanita sempurna yang
mampu menjadi bidadari surga impianmu.
Aku akan bahagia jika kaupun bahagia, dengan siapapun kau
nantinya. Apapun yang akan terjadi kedepannya, setidaknya itu adalah jawaban. Aku
menulis kisah kita bukan ingin menunjukkan pada dunia betapa sakitnya rasa
yang ada. Namun aku ingin dunia tau, bahwa terkadang kenangan yang kita buat
kelak harus menjadikan kita manusia yang lebih baik lagi dan jauh lebih kuat lagi.
-zlf.an-
Comments
Post a Comment