Sendiri

Jangan bertanya, dengan siapa aku menepi kala hujan turun membasahi bumi.
Jangan bertanya, mengapa aku sendiri saat hujan ramai ramai menyapa bumi.
Jangan bertanya, mengapa aku suka sekali menulis walau kadang tak berarti.

Aku, sang manusia yang hanya memiliki hati.
Tanpa sanggup meminta hati yang lain untuk menemani.
Bukan tak mau membuka hati, hanya saja aku belum siap memberi ruang dihati.
Karena sebelumnya ada luka, yang akhirnya membuat ku hati-hati dalam urusan hati.
Bukan tak mau mencoba.
Namun sesekali aku melihat dan mendengar banyak cerita tentang hati, yang nyatanya tak selalu baik walau kadang telah kita sambut dengan sepenuh hati.

Banyak cerita tentang patah hati.
Banyak juga cerita tentang kebahagiaan hati.
Semuanya memiliki kisah dan pandangan yang berbeda.
Hanya saja, aku masih tak sanggup untuk sepenuhnya memberikan hati.
Aku masih ingin menyimpan hatiku untuk diriku sendiri.
Karena hati adalah hal berharga yang aku miliki.

Aku, lebih menyukai sepi.
Daripada aku harus berdiam ditengah keramaian namun tak berkawan.
Karena lagi lagi, aku sering sekali sendiri.

Kadang kesendirian ini sampai mengundang tanya.
Kapan kesendirian ini akan berakhir?
Kapan aku akan benar-benar serius menata hati?
Kapan aku akan benar-benar memantapkan hati?
Begitu tanya beberapa orang terdekat.

Tak ada jawaban pasti yang dapat ku katakan.
karena semua yang akan terjadi pun belum dapat aku pastikan.
ini adalah masalah hati, hati yang aku miliki namun ada Sang Maha Pembolak Balik hati.
dan sendiri bukan berarti tak memiliki teman dan sahabat sejati.
namun sendiri kali ini adalah mandiri.
Mandiri untuk tak bergantung pada manusia lain.
Mandiri untuk kesendirian kali ini.

- zlf.an
#aku

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

"Farewell Party" Judulnya

Hey, It's me

Siklus