Pelan gak papa yang penting sampai

Membaca lalu Menulis
dua hal itu yang dulu banyak aku lakukan.
seolah sudah melekat pada diri, banyak manusia disekitar tak lagi heran melihatnya.
sampai mereka memberiku julukan, zulfa si puitis.

Entah sejak kapan, merangkai kata menjadi hal yang menyenangkan.
menyusun setiap kata menjadi kalimat-kalimat yang memiliki makna.
menyusun setiap kalimat menjadi pesan yang sebenarnya tak mampu ku sampaikan pada objeknya.
namun lucunya, saat aku menulis aku kadang tak menyebutkan dengan spesifik sang objek yang menjadi insirasinya. Sampai pada suatu hari, aku membaca kembali tulisan-tulisanku. 
Seketika aku terdiam, dan bertanya-tanya.
"tunggu, ini ditulis buat siapa ya? kapan ngerasain perasaan ini?"
aneh rasanya, tulisan yang asalnya dari perasaan sendiri saja bisa terlupa. 
Namun itulah ajaibnya kata-kata, ia mampu menyembuhkan luka tanpa sisa.

Buatku, menulis bukan hanya sekedar hobby yang aku suka.
tapi juga obat yang tak ada duanya.
saat rasa tak mampu aku ucapkan dengan lisan, maka akan ku tulis.
Walau, setahun belakangan menulis tak lagi menjadi kegiatan yang sering ku lakukan.
ada yang bilang, aku terlalu tenggelam menikmati bahagiaku kemarin.
padahal seharusya, justru bahagialah yang membuatku bisa bercerita tentang senang.

Bahkan tak hanya menulis,
Membacapun seolah tak lagi kulakukan.
padahal, dulu aku bisa selalu menghabiskan uang hanya untuk membeli buku baru dalam hitungan bulan.
selalu senang menghampiri toko buku, melihat koleksi-koleksi baru yang terpajang di deretan best seller.
sampai berkunjung ke toko buku adalah healing terbaik saat penat.

Entah harus kembali memulai darimana,
nyatanya banyak sekali cerita yang tertahan dan tak mampu aku tuliskan.
Buku-buku jurnal yang hanya tergeletak di meja kamar.
hanya aku bubu dan kutulis dengan biasa saja.
malah terkadang kesannya asal.

Kini, saat aku sedang menulis kalimat-kalimat yang dari tadi terangkai hanya ada satu yang aku pikirkan.
bahwa nanti, suatu saat yang tak ku tau kapan.
tulisan ini bisa mengingatkan ku.
bahwa setiap hal yang tadinya kesenangan bisa juga menemukan titik bosannya.
entah karena apa dan entah kenapa.

Yang pasti setiap hal itu punya prosesnya masing-masing.
karena aku takut saat berlari lalu terjatuh dan kemudian menyerah.
maka akan ku lakukan dengan perlahan, berjalan selangkah demi selangkah sekalian menikmati suasana sekitarnya.
tak apa yang lain sudah sampai ditujuannya duluan, karena sejatinya hidup bukanlah kompetisi siapa yang paling cepat. Tapi tentang bagaimana kita mencapai akhir.


zlf.an||07.11.2021

Comments

Popular posts from this blog

"Farewell Party" Judulnya

Hey, It's me

Siklus